Terjemahan kitab khazinatul Asrar
Daftar isi kitab khazinatul Asrar
-BIOGRAFI
-MUQODIMAH
-Bab keutamaan
meluruskan niat. Hal – 5.
-Perkataan Nabi saw. bersabda: “Agama itu ialah nasihat.”hal- 9.
-Kemuliaan
Al-qur’an. Hal- 9.
-Proses turun nya
wahyu dari alloh kepada rasululloh dan nuzulnya al-qur’an . hal – 10.
-Proses penyusunan Ayat dan Surah
Al Quran di zaman nabi dan
para sahabat. Hal. 15.
-keutamaan membaca
Al-Quran
-KEUTAMAAN BELAJAR
DAN MENGAJARKAN AL-QURAN. Hal - 22
-Bab Keutamaan bagi
Orang yang Mengajarkan Anaknya Al-Qur’an Hal - 24.
-Keutamaan
Memuliakan Ahli Qur’an dan Larangan Menyakitinya. Hal-28
-Keutamaan Mengerjakan Sholat Sunnah. Hal –
32.
-Keutamaan Shalat Sunah Rawatib
-MANFAAT DAN KEUTAMAAN SHOLAT DLUHA. Hal –
34.
-ijazah Shalat Dhuha dari mbah kyai Shobib
dan K.H. Munja'ie Umar
-Fadhilah keutaman Shalat Sunnah Awwabin. Hal
– 36.
-Keutamaan dan Manfaat Shalat Tahajud. Hal –
37.
-Shalat Hajat
Untuk Menolak Bala. Hal - 39
-Obat sakit gigi yang diterangkan dalam kitab
khozinatul asror. Hal- 40.
-Keutamaan Shalat Sunah Wudhu. Hal _ 53
-RAHASIA
FADHILAH BASMALAH. Hal – 98.
-MENEROPONG
PERISTIWA GHAIB DENGAN LAFADZ BASMALLAH
-KEUTAMAAN
DAN SEJARAH AWAL TURUNNYA KALIMAH BISMILLAH
-RAHASIA-RAHASIA
KHASIAT BASMALAH
-RAHASIA TIGA AYAT
AWAL SURAT AL-AN’AM. Hal – 92.
-RAHASIA AYAT
TASBIH NABI YUNUS . hal – 94.
-RAHASIA SURAT
AL-HASYR. Hal – 96.
-keutamaan
mengamalkan surah al-Fatihah
-Nama-nama Surat
Al-Fatihah. Hal 111
-RAHASIA-RAHASIA
SURAT AL-FATIHAH
-DOA ALFATIHAH DENGAN HURUF ARABNYA
-KHASIYAT AYAT KURSI. Hal – 143.
-keutamaan membaca ayat kursi
-RIYADHOH AYAT
KURSI
-RAHASIA SURAT
AL-WAQI’AH
-RAHASIA SURAT
YASIN
-RAHASIA SURAT
AL-FATH
-KEUTAMAAN SURAT
ALAM NASYROH
-KEUTAMAAN SURAT
AL-QODR
-RAHASIA SURAT
AL-KAUTSAR
-RAHASIA SHALAWAT
-SHALAWAT NARIYAH
-RAHASIA SHOLAWAT YANG MAMPU MENEMBUS 360.000
PENGHALANG TERSAMPAINYA DOA
-Aurad Surat
-PENGOBATAN
DENGAN WIRID MALAIKAT HAMALATUL ‘ARSY
-Torekoh Attaqoh Sugro
-berdzikir dengan
mengucapkan Laa ilaaha illalloh 70.000 x
-Qosam Alkausar Menarik Rezeki Harta Benda
& Untuk Segala Keinginan
-Ilmu Qosam Ayat Kursi
-ILMU ZIKIR PENEBUSAN DARI NERAKA (ZIKIR
FIDA')
TERJEMAH
KITAB KHOZINAH AL-ASROR’
KARANGAN
AL – USTADZ SAYYID MUHAMMAD HAQI’ AN – NAZILI
FADA'IL AL QUR'AN DALAM KITAB KHAZINAH AL ASRAR
JALILAH AL AZKAR KARYA SAYYID MUHAMMAD
HAQQY AN NAZILLY
kali
ini akan membahas fada’il al-Qur’an dalam kitab Khazinah al-Asrar Jalilah al-Adzkar
yang ditulis oleh seorang sufi Mekkah yang bernama Muhammad Haqqy an-Naziliy. Nama lengkap beliau :
muhamad
bin haqqi bin ali bin ibrahim al-kuz al-hisaari an-Nazilii.
Lahir
disebuah perkampungan diwilayah aydin yang terletak dibarat laut negara turki.
An-nazili telah berhijrah dari negaranya menuju kota madidah lalu berhijrah ke
mekah dan menetap disana hingga akhir hayatnya. Beliau wafat dimekah pada bulan
zulhijjah tahun 1301 H/ 1883 M.
Kitab
khazinatul asrar terdiri dari 123 pembahasan dengan 91 bab dan 32 sub bab,
dengan jumlah hadis seluruhnya ada 1032 hadis. Kitab ini pertama kali dicetak dan ditashih
oleh Dar al-Kutub al-Arabiyat al-Kubra, Mesir, pada Ramadhan 1327 H.
Sebelumnya, pada 1282 H, seorang khatib Masjid Al-Azhar, Ibrahim Al-Saqa,
menulis sebuah catatan sewaktu menelaah kitab Khazinat yang kala itu masih
berbentuk manuskrip dan belum dipublikasikan.
Pada
umumnya para sufi memandang al-Qur’an dari batin (rahasia) yang tersirat dalam
ayat, surat, atau huruf al-Qur’an (kontekstual). Namun Sayyid Muhammad
menafsirkan al-Qur’an sebagaimana pada umumnya mufassir sufi dan sebagaimana
para mufassir pada umumnya. Kitab Khazinah al-Asrar ini lebih dikenal dengan sebutan
kitab hikmah karena penafsirannya lebih memfokuskan terhadap ayat-ayat atau
surat-surat dalam al-Qur‟an yang mempunyai fadilah (keistimewaan). Penelitian
ini memiliki dua rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana dinamika fada’il al-Qur’an
dari masa ke masa?. (2) Bagaimana karakteristik fungsi al-Quran dalam kitab
Khazinah al-Asrar karya Sayyid Muhammad Haqqy an-Naziliy?. untuk menjawab
rumusan masalah tersebut penulis menggunakan teori informatif performatif yang
digagas oleh Sam D. Gil. Penelitian ini merupakan jenis penelitian library
research dengan sumber data primer kitab Khazinah al-Asrar sedangkan sumber
data sekundernya adalah beberapa kitab tafsir, jurnal dan buku yang berkaitan
dengan keistimewaan al-Qur‟an. Analisis data yang digunakan adalah diskriptif
analisis. Analisis fada’il al-Qur’an dalam kitan Khazinah al-Asrar dibatasi
pada surat-surat yang termasuk dalam katergori surat al-Mufassal (surat-surat
pendek). Dalam hal ini, ayat-ayat dari surat al-Mufassal juga dikategorikan
dalam pembatasan penelitian ini. Kategori surat ini dipilih karena surat-surat
al-mufassal lebih digemari oleh masyarakat dalam melakukan wirid. Dari
surat-surat tersebut dipilih satu informasi berupa hadis atau qaul ulama yang
mengandung fada’il al-Qur’an dari sisi pembacaan atau penulisan. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa telah terjadi dinamika mengenai konsep fada’il
al-Qur’an dari masa Nabi hingga masa kontemporer. fada’il al-Qur’an yang
awalnya hanya sebatas pembacaan, pemahaman terhadap al-Quran untuk meningkatkan
amal ibadah, lambat laun fada’il al-Qur’an ditangan ulama sufi berkembang
menjadi sebuah wirid, mantra, dan rajah. Selian itu, penelitian ini juga
menghasilkan tipologi fungsi al-Qur‟an yang terdapat dalam kitab Khazinah
al-Asrar yaitu tipologi fungsi informatif dan tipologi fungsi performatif. Dari
kedua fungsi tersebut kitab Khazinah al-Asrar lebih banyak mengandung fungsi
perfotmatif al-Qur’an sehingga kitab ini terkenal dengan sebutan kitab hikmah.
Kata kunci: fada’il al-Qur’an, Khazinah al-Asrar
RAHASIA-RAHASIA
AL-QUR'AN
Khazinatul Asrar adalah Kitab
yang menyingkap sebagian rahasia-rahasia al-Qur'an. Kitab ini banyak mengungkap
ilmu tasawuf dan tarekat, dalam pembahasannya kitab yang ditulis oleh Sayyid
Muhammad Haqqi an-Nazili ini banyak mengungkap rahasia dibalik ayat al Quran. Salah
satu latar belakang sayyid Muhammad Haqqi an-Nazili menyusun kitab Khazinatul
Asrar adalah, beliau melihat bahwasanya banyak kaum muslimin, baik di
negara-negara arab atau pun rum, sudah banyak yang meninggalkan al-Qur’an
sebagai wiridnya. Mereka lebih memilih untuk mewiridkan wirid-wirid yang di
susun oleh para masyayikh meskipun mereka tidak mendapatkan tarbiyyah dari
syaikh tersebut.
Dalam Khazinatul Asrar, Syaikh Muhammad Haqqi Nazili pada bagian-bagian awal kitabnya menjelaskan demikian:
“Ketahuilah sesungguhnya ayat ini
dan hadits-hadits itu penjelasan bagi asrar Al-Qur’an, menjadi peringatan,
anjuran, dan pengingatan, pengajaran, bagi setiap orang untuk menekuni membaca
Al-Qu’an, pengingat bagi orang-orang lupa, dan ancaman, pencelaan, bagi
orang-orang yang menekuni (semata-mata wirid-wirid) selain dari Al-Qur’an.
Berkata Imam Ad-Dainuri di kitab Kasyful Kunuz, lihatlah wahai akyas, dan
berfikirlah wahai manusia, bahwa banyak aurad dan dzikir-dzikir yang mereka
menyibukkan dengannya di zaman ini, dari pengajaran masyayikh…”
Sebagian mereka melakukan hal
tersebut karena meyakini keramat yang dimiliki oleh penyusun wirid itu.
Sebagian karena termotifasi oleh nasehat seorang syaikh pada zaman tersebut.
Sebagian lagi karena berpegang teguh dengan apa yang ia dapatkan dari sebuah
mimpi, yang dalam mimpi tersebut, penyusunnya bertemu dengan Nabi shalallahu ’alaihi
wasallam.
Syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili
mengibaratkan, orang yang lebih memilih mewiridkan hal-hal di atas, dan
mengalahkan al-Qur’an, ia laksana orang yang lebih memilih batu akik yang tak
seberapa harganya dan membuang batu yaquth yang harganya lebih mahal.
Padahal wirid yang berasal dari
mimpi tersebut tak ada satu pun hadits yang menjelaskan keutamaannya, juga
tidak ada pula ijma’ Ulama mengenai hal tersebut. Adapun mengenai sebuah mimpi
yang di alami oleh seorang syaikh, sama sekali bukan merupakan hujjah apalagi
dalil.
Seseorang yang mewiridkan sesuatu
yang bukan dari al-Qur’an tersebut, tidak akan mendapatkan ganjaran, kecuali ia
faham atas apa yang ia baca. Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh
al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah.
Adapun orang yang membaca
al-Qur’an, menjadikannya sebagai wirid, ia akan mendapatkan ganjaran, meskipun
ia faham atau tidak atas apa yang ia baca. Hal ini berbeda dengan doa-doa atau
dzikir-dzikir yang lain, seseorang tidak akan mendapatkan ganjaran atas doa-doa
atau dzikir-dzikir yang ia baca, kecuali ia faham atas maknanya.
Oleh karena itu, apabila kita
hendak mewiridkan sesuatu, hendaknya kita memilih yang lebih utama, lebih
agung, lebih mulia sebagaimana mewiridkan al-Qur’an al-Karim. Hal ini
sebagaimana yang tersampaikan dalam sebuah riwayat;
فضل كلام الله على سائر الكلام كفضل
الله على خلقه
Keutamaan kalam Allah dibandingkan dengan kalam-kalam yang lain, sebagaimana keutamaan Allah Ta’ala mengalahkan semua makhluk-Nya
Dengan
alasan inilah, syaikh Muhammad Haqqi an-Nazili, menyusun kitab Khazinatul
Asrar, yang di dalamnya, beliau menguraikan keutamaan-keutamaan,
keajaiban-keajaiban berkaitan dengan orang yang mau mewiridkan al-Qur’an
al-Karim.
Apa yang dikemukakan Syaikh Haqqi
Nazili ini diperhalus lagi dengan sentuhan: “Dikatakan: “Seorang murid tidak
akan menjadi murid sampai ia menemukan di dalam Al-Qur’an apa yang dicari, dan
mengerti darinya kekurangan-kekuarangan dari adanya kelembihan-kelebihan, dan
merasa cukup dengan Kalamul Maula (Al-Qur’an) daripada Kalamul Abid (perkataan
syaikh misalnya)” (hlm. 3).
Di
antara penjelasan beliau tentang keutamaan al-Qur’an yang terdapat di dalam
kitab Khazinatul Asrar adalah, barangsiapa yang mau membaca surat al-Fatihah
secara terus menerus, di waktu antara sholat sunnah qabliyyah subuh dan shalat
subuh, sebanyak empat puluh satu (41) kali, jika orang yang melakukannya
menginginkan kedudukan, maka ia akan mendapatkannya. Jika yang membacanya
adalah orang yang faqir, maka ia akan mendapatkan kecukupan dari Allah Ta’ala.
Jika yang membacanya adalah orang yang terlilit hutang, maka hutangnya akan segara
dilunasi oleh Allah Ta’ala. Jika ia sedang sakit, maka Allah Ta’ala akan segera
menganugrahkan kesembuhan kepadanya. Jika ia orang yang lemah, maka Allah
Ta’ala akan menganugrahkan kekuatan kepadanya, dan masih banyak lagi
keutamaan-keutamaan yang lain.
Amalan Dari kitab khazinatul Asrar :
Aurad Surat
KHOZINATUL ASROR”
halaman 188
Di sebutkan dalam kitab “KHOZINATUL ASROR” halaman 188 bahwa ada suatu
wirid yg berfaidah untuk menghasilkan keinginan, mendatangkan hajat, menolak
bencana, mengalahkan musuh dan meninggikan derajat. wirid ini telah di sepakati
oleh sayyid ja’far shadiq, abu yazid al busthami, abu hasan al hirqani dan
imam-imam yg lainnya tentang faidah yg agung dan rahasianya yg mentakjubkan
untuk mendatangkan hajat. mereka telah mengamalkannya dan terbukti
kemujarabannya. wiridnya adalah :
1.ISTIGHFAR (100 x)
2.AL FATIHAH (7 x)
3.SHALAWAT (100 x)
4.ALAM NASYROH (79 x)
5.AL IKHLAS (1001 x)
6.AL FATIHAH (7 x)
7.SHALAWAT (100 x)
Kemudian memohon kepada ALLAH.SWTapa hajatnya dan kebutuhan yg di
perlukan,maka dengan izin ALLAH TA’ALA hajatnya di kabulkan,tidak lebih dari 4
hari. dan kalau wirid ini jika di lakukan setiap hari secara rutin hingga 7
hari, maka lebih mujarrab.
wallohu a’lam.
Dalam kitab Khozinatul Asrar susunan Syaikh Haqqi Nazili, saya tidak menemukan
istilah Yasin Fadhilah, ketika membahas “Babul Ahadits as-Shahihah al-Waridah
fi Fadha’ili Surat Yasin wa Bayani Khawashiha”. Salah satu yang dikemukakan
Syaikh Haqqi Nazili adalah pengamalan membaca surat Yasin dengan metode begini:
1. Dimulai ayat 1 (Yasin) dibaca 7, 11, 21, atau 41 kali.
2. Pada ayat “Dzalika taqdirul Azizil Alim” dibaca 14 kali.
3. Pada ayat “Salamun qoulan min Rabir Rahim” dibaca 16 kali.
4. Pada ayat “Awalaisal ladzi…bala” dibaca 4 x.
5. Sampai akhir surat, sampailah terkumpul 41 kali (kalau memakai awal
Yasin dengan 7 x); dan yang membaca dengan tartib ini, dengan diulang 7 kali,
akan terkabul maksud dan hajatnya (Khazinatul Asrar, hlm. 190).
Untuk Pemesanan kitab - kitab terjemahan .
Hub, No. Wa : 085 294 131 936 atau 0857 0317 2076
Tidak ada komentar:
Posting Komentar